Hasil Tidak Ditemukan
Informasi tentang tempat wisata di Palau memang belum banyak beredar. Nama Palau sendiri pun masih terdengar asing di telinga kebanyakan orang karena memang terbilang muda. Palau baru resmi merdeka sebagai negara yang independen pada tahun 1994. Tapi, negara kecil yang merupakan bagian dari wilayah Mikronesia ini memiliki pemandangan alam bak surga firdaus.
Negara-negara tetangga yang berdekatan dengan area Palau termasuk Guam di sebelah timur laut, Indonesia dan Papua Nugini di selatan, dan Filipina di sebelah barat. Lautan biru yang luas, dengan keragaman hayati dan botani, menjadi daya tarik Palau yang terdiri dari ratusan pulau. Birunya laut Palau dan keindahan alam bawah lautnya inilah yang kemudian dilirik tim produksi film Warner Bros Journey 2: The Mysterious Island dan drama Korea bertajuk Legend of the Blue Sea. Sebelum membahas lebih lanjut tentang Palau, perhatikan dulu peta negara Palau di bawah ini.
Seperti yang terlihat di peta, Palau memiliki banyak sekali pulau-pulau kecil. Totalnya mencapai 340 pulau karang dan vulkanik, dengan pulau utama yaitu Babelthuap, Koror, Malakal, Arakabesan, dan Peleliu. Penduduk terbanyak tinggal di Koror, terutama di Kota Koror yang dulunya adalah ibu kota Palau sebelum dipindahkan ke area Ngerulmud di Melekeok.
Jika mencari gambar negara Palau di internet, banyak bermunculan foto-foto dan ilustrasi gugusan pulau hijau yang nampak tak berpenghuni. Tentunya dengan dikelilingi lautan luas biru kehijauan yang seakan tak berujung. Namun, tentunya negara dengan luas wilayah sekitar 459 kilometer persegi ini bukannya tak memiliki penduduk. Sensus yang diselenggarakan pada tahun 2013 mencatat total penduduk Palau mencapai 20.918 jiwa. tentunya, jumlah ini sudah banyak meningkat sekarang. Nenek moyang masyarakat Palau dipercaya datang dari bangsa Filipina dan Indonesia. Bangsa ini mendiami wilayah Palau sejak sekitar abad ke-2 atau ke-3 Sebelum Masehi. Hal ini bisa dilihat dari kemiripan bahasa nasional Palauan dengan Bahasa Filipina dan Sunda-Sulawesi. Selain Palauan, bahasa yang digunakan di negara ini adalah Bahasa Inggris, Jepang. Sorolese, dan Tobian.
Sebagian besar orang Palau adalah penduduk keturunan Palauan asli. Namun, di negara ini juga berkumpul berbagai kelompok etnis seperti etnis Filipina, Vietnam, bangsa Asian lainnya, dan sebagainya. Lebih dari 50% total penduduk negara palau memeluk agama Katolik Roma yang menjadi agama negara Palau yang paling dominan. Ada juga agama lain seperti Kristen Protestan, Modekngei, dan lain-lain sebagai minoritas. Berada di dekat garis katulistiwa, Palau beriklim tropis dan memiliki area hutan hujan tropis yang luas, lengkap dengan flora dan fauna endemik. Hujan biasanya turun sekitar bulan Juli hingga Oktober, dengan curah hujan sekitar 3.050 hingga 4.060 mm per tahun.
Ekonomi negara Palau terutama berasal dari sektor pariwisata, pertanian, dan perikanan. Dulunya, di Palau diterapkan pembagian kerja berdasarkan gender. Para wanita negara Palau di masa lalu biasanya bekerja dengan aktivitas mengurus dan mengolah talas, ubi, dan singkong di kebun, serta aktivitas mengumpulkan kerang. Namun, kini baik wanita maupun pria di Palau bisa bekerja sesuai passion masing-masing. Bahkan, para perempuan hebat Palau pun sudah lama mulai punya andil di bidang politik.
Akses masuk utama ke Republik Palau adalah dari jalur udara. Pelancong terbang dan mendarat di Bandara Internasional Palau di Koror. Terdapat penerbangan langsung dari Guam, Manila, Taipei, Seoul dan Tokyo. Selain itu, Palau Pacific Airways juga mengurusi penerbangan carter dari dan ke Hong Kong dan Macau. Untuk masuk ke wilayah negara Palau, kamu wajib memiliki visa, paspor, dan tiket pulang balik. Palau tidak memiliki jalur kereta api, dan dari total 61 kilometer jalan rayanya, yang diaspal hanya sekitar 36 kilometer.
Untuk berkeliling Palau, kamu bisa naik taksi atau menyewa mobil. Jika ingin menyetir, perlu diperhatikan bahwa mobil berjalan di lajur kanan dengan kecepatan maksimum 40 km/h. untuk berkeliling pulau-pulau di Palau, wisatawan bisa naik kapal yang disediakan pemerintah maupun swasta. Atau, dengan naik pesawat kecil yang melayani penerbangan domestik.
Salah satu tempat wisata ikonik di Palau adalah Danau Ubur-ubur atau Jellyfish Lake. Di danau ini terdapat ribuan ubur-ubur berwarna keemasan. Sangat aman untuk berenang bersama mereka karena spesies ubur-ubur ini telah berevolusi menghilangkan racun dan sengatan karena ketiadaan predator di sana. Sayangnya, awal tahun ini Jellyfish Lake ditutup untuk umum. Keberadaan turis yang memakai tabir surya di dalam air mengancam ekosistem dan kehidupan kawanan ubur-ubur indah ini. Tapi, jangan khawatir, sebab Palau masih punya berbagai destinasi menarik sebagai berikut:
Daya tarik utama pariwisata Palau adalah keindahan bawah lautnya yang memesona. Ada banyak sekali spot-spot diving yang menawarkan pemandangan yang menyihir. Salah satu yang terbaik adalah Blue Corner. Para penyelam akan dibuat takjub dengan keragaman biota laut yang ada, termasuk sekelompok barakuda dan ikan hiu karang abu-abu. Namun, arus yang kuat di Blue Corner lebih cocok untuk penyelam yang berpengalaman. Untuk tetap diam di dalam arus dan membantu menyelamatkan terumbu karang dan diri para penyelam, reef hook wajib digunakan di tempat ini. Untuk tiba di titik penyelaman, para penyelam bisa naik kapal dari Koror.
Palau merupakan salah satu medan pertempuran Perang Dunia II. Di lokasi ini dulunya Amerika melakukan penyerangan bertubi-tubi terhadap militer Jepang. Lebih dari 60 kapal perang Jepang karam di area sekitar perairan Palau. Adalah di Lopst Fleet of the Rock Islands, diving spot dimana para penyelam bisa mengamati bangkai-bangkai kapal dan pesawat yang jatuh dan tenggelam di laut Palau. Salah satu dari bangkai pesawat dari era WWII yang terkenal di Palau adalah The Jake. Meski sudah berada di dalam air bertahun-tahun lamanya, kapal militer Jepang dengan model Aichi E13A-1 ini masih terbilang utuh.
Selain melakukan penyelaman untuk melihat-lihat bangkai kapal dan pesawat perang zaman WWII, wisatawan bisa singgah ke WWII Memorial Museum di Peleliu. Bangunan beton museum ini bahkan merupakan bekas klinik semasa Perang Dunia II. Koleksinya yang tertata dengan baik menjadikan museum ini tempat terbaik untuk belajar memahami sejarah pertempuran yang terjadi Peleliu. Di seberangnya, ada jalan menuju White Beach dimana pengunjung bisa menemukan beberapa jejak tank Sherman di area lepas pantai. Jejak ini bisa terlihat saat air laut surut dan menyerupai formasi karang.
Badrulchau merupakan destinasi wisata yang menawan dengan pemandangan lautnya yang indah. Lokasinya adalah di ujung utara Pulau Babelthuap atau Babeldaop. Di sini, ada monolit-monolit besar yang tersebar di lereng bukit. Menurut legenda, para dewa-lah yang meletakkan batu-batu tersebut untuk menyokong bai (rumah pertemuan para pria) yang mampu menampung ribuan orang. Situs arkeologi ini wajib dikunjungi wisatawan yang ingin melihat Pulau Paskah Mikronesia.
Nama Palau memang belum banyak dikenal masyarakat dunia, tapi para penyelam profesional yang bersemangat tentu tahu negara dengan titik selam terbaik ini. Jika ingin bertolak ke sana, kamu perlu singgah ke titik transit Palau seperti Manila, Seoul, Guam, atau Tokyo, yang juga menawarkan destinasi wisata yang seru dan menarik. Tertarik untuk berwisata di berbagai daerah di seluruh belahan bumi? BeFree Tour bisa membantu. Dengan mengakses laman BeFree Tour, kamu bisa mendapatkan tiket wisata di berbagai daerah dengan mudah. Jadi, rencanakan liburanmu dengan BeFree Tour. (/yn)