Mengulik Hal Menarik dari Baju Khas Korea
2019-07-02 10:54:26Jika Anda ke Korea, jangan lewatkan moment untuk berfoto dengan baju khas Korea atau membawa pulang Hanbok sebagai oleh-oleh khas Negeri Ginseng. Tapi sebelum berfoto, ada baiknya Anda tahu mengenai pakaian tradisional Korea Selatan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Hanbok. Saat ini, Hanbok hanya dikenakan pada waktu tertentu seperti acara pernikahan, perayaan tahun baru, hari raya nasional dan hari besar lainnya.
Apa itu Hanbok?
Source: Pinterest - Galaxy
Hanbok dalam bahasa Korea terdiri dari 2 kata, “Han” yang artinya warga Korea dan “Bok” berarti pakaian. Baju adat Korea ini sudah ada sejak zaman Joseon. Tidak hanya orang dewasa, anak kecil juga boleh memakai baju adat ini. Hanbok biasanya berwarna cerah, dengan garis yang sederhana dan tidak ada saku
Sejak kapan hanbok ada?
Bentuk baju khas Korea dipengaruhi dari tiga jaman kerajaan di Korea. Dilihat dari lukisan pada situs makam Goguryeo, gambar laki-laki dan perempuan pada saat itu menggunakan celana panjang ketat dan baju berukuran sepinggang. Dan model pakaian seperti itu memang sampai sekarang masih dikenal dan diterapkan.
Pada akhir masa Tiga Kerajaan, Hanbok mengalami sedikit perubahan. Untuk wanita kalangan bangsawan mulai menggunakan rok berukuran panjang dan baju berukuran sepinggang yang diikat di pinggang ditambah celana panjang yang tidak ketat, lalu memakai jubah seukuran pinggang yang diikatkan di pinggang.
Selanjutnya, pada masa Dinasti Goryeo, raja menikahi ratu Mongol sebagai bentuk perjanjian damai antara Goryeo dengan Kerajaan Mongol. Kemudian pakaian pegawai kerajaan pada masa itu mengikuti gaya Mongol. Dan terjadi perubahan bentuk pakaian ini, seperti rok (chima) menjadi agak lebih pendek. Untuk Jeogori diikat ke bagian dada menggunakan pita lebar, lalu lengan baju juga dibentuk lebih ramping.
Source: Pinterest - Koch Marisa
Setelah itu, pada masa Dinasti Joseon juga terjadi perkembangan. Pada masa tersebut, jeogori menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori berubah lagi menjadi agak menggelembung dengan panjang mencapai di bawah pinggang. Tapi pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Magoja yaitu jaket bergaya Manchu sampai saat ini masih sering dipakai. Pada masa akhir Joseon, Chima dibuat panjang dan jeogori menjadi lebih pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen dijadikan korset karena jeogori terlalu pendek.
Perubahan masa pemerintahan juga mempengaruhi jenis bahan yang dipakai oleh kalangan tertentu. Misalnya kalangan kerajaan akan memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain yang memiliki kualitas tinggi, seperti bahan yang warnanya cerah pada musim panas dan pada musim dingin memakai bahan kain sutra.
Mereka lebih memakai warna yang beragam dan terang. Tapi untuk kalangan rakyat biasa, mereka tidak bisa menggunakan bahan yang kualitasnya bagus karena harga yang terlalu mahal membuat rakyat biasa tidak kuat membelinya. Tetapi sekarang semua orang dapat dengan bebas mengenakan hanbok, anda juga bisa menggunakan pakaian indah ini saat berkunjung ke tempat wisata di Korea dengan menyewa hanbok.
Istilah lain Hanbok
Baju tradisional Korea memiliki beberapa istilah, seperti contohnya Dangui. Dangui adalah baju tradisional kerajaan Korea yang dikenakan ratu, putri raja, ibu suri, dan selir dan para istri pejabat pemerintahan sehari-hari. Dangui untuk ratu atau ibu suri memiliki motif naga atau burung phoenix dengan berbagai pilihan warna dan model. Sedangkan dangui untuk putri raja memiliki bentuk yang hampir sama dengan dangui ratu hanya berbeda pada motifnya.
Motif dangui putri raja biasanya adalah bunga. Untuk dangui yang dipakai oleh selir raja biasanya sama dengan dangui lain hanya tanpa lambang seperti ratu dan putri dan mtotif bunga yang berbeda. Untuk Sanggung atau kepala dayang pengiring biasanya menggunakan dangui berwarna hijau giok tua seperti Kasim.
Source: Eastbound88.com
Modelnya yang sama seperti milik keluarga raja tapi tidak memiliki motif. Dayang istana diberikan baju khas Korea yang berbeda supaya bisa dibedakan dari masyarakat biasa. Khusus untuk upacara, para dayang ini memakai pakaian yang mirip dangui namun tanpa motif atau polos dan tidak bercorak.
Baju hanbok kerajaan untuk raja disebut Gonryongpo. Biasanya digunakan tidak hanya untuk raja tapi juga putra mahkota atau anak laki-laki pertama dari putra mahkota yang berarti calon putra mahkota. Yang membedakan hanbok raja dan putra mahkota adalah warna dan lambang naganya. Raja biasanya menggunakan warna merah atau merah maroon dengan lambang naga lima jari. Untuk putra mahkota atau anak laki-laki pertama dari putra mahkota menggunakan warna biru. Lambang naga untuk putra mahkota adalah lambang empat jari, sedangkan untuk calon putra mahkota adalah lambang naga tiga jari.
Source: Hipwee
Fungsi hanbok
Dahulu penggunaan Hanbok diatur berdasarkan strata atau status sosial. Namun seiring perkembangan zaman, aturan tersebut mengalami perubahan. Sekarang Hanbok lebih menyesuaikan trend fashion pada masa ini. Baju tradisional Korea modern sekarang diubah menjadi berbentuk jaket gaya barat pada jeogori-nya. Untuk chima-nya dipangkas menjadi model pendek.
Setiap warna hanbok memiliki arti masing-masing. Contohnya warna putih yang melambangkan kemurnian jiwa. Hanbok warna ini paling sering digunakan oleh berbagai tingkatan sosial. Hanbok berwarna merah memiliki makna nasib baik dan kekayaan. Warna ini umumnya dikenakan oleh mempelai wanita saat acara pernikahan. Warna nila memiliki arti ketetapan hati yang biasanya digunakan untuk warna jubah resmi pegawai pengadilan dan rok wanita di pengadilan.
Untuk hanbok berwarna hitam biasanya berarti ketidakterbatasan dan sumber penciptaan. Warna ini biasanya digunakan sebagai warna dasar hanbok yang digunakan wanita saat upacara kematian dan warna dari topi laki-laki. Warna kuning hanbok menyimbolkan pusat alam semesta. Warna ini menjadi warna kebesaran keluarga kerajaan. Maka dari itu rakyat biasa dilarang untuk memakai hanbok dengan warna dasar kuning.
Source: Pinterest - Rina Kim
Semua warna-warna di atas, diambil dari warna-warna arah dan pusat dari alam semesta. Pemilihan warna antara baju dan rok celana biasanya juga menggunakan Yin dan Yang. Untuk wanita yang masih lajang, mereka menggunakan warna kuning dan merah sebagai tanda keperawanan mereka. Kemudian setelah pernikahan, mereka mengenakan warna merah dan hijau untuk menunjukan bahwa mereka menghormati mertua mereka.
Untuk susunan baju khas Korea, terdapat perbedaan antara wanita dan pria. Hanbok untuk wanita terdiri dari 5 bagian yaitu atasan yang disebut jeogori, chima yaitu rok panjang, dalaman berwarna putih dengan model celana yang disebut sokbaji atau model rok yang disebut sokchima, kemudian ditambah dengan beoseon yaitu kaos kaki.
Source: Instrucable.com
Untuk hanbok laki-laki biasanya memiliki ukuran panjang pinggang tapi ada pula yang lebih panjang. Seperti jeogori wanita, untuk mengaitkan antara sisi kanan dan kiri pada hanbok laki-laki digunakan pita di depan dada. Perbedaan dari hanbok perempuan dan laki-laki adalah terletak pada cara penyimpulan pita. Susunan hanbok pria terdiri dari 2 bagian yaitu durumagi dan baji. Durumagi merupakan pakaian terluar yang digunakan untuk momen khusus dan baji adalah sebutan untuk celana pria.
Setelah tahu bagian-bagian yang menyusun baju tradisional dari Korea tersebut, Anda mungkin penasaran bagaimana cara membuat baju tradisional Korea. Anda bisa simak penjelasan dalam gambar berikut untuk mengetahui pola jahitan hanbok. (TO)